Ingin memulai hobi bersepeda sebenarnya tidak perlu repot. Kecuali bila ingin jadi pembalap sepeda. Ingin memulai hobi bersepeda ya tinggal memulai saja. Yang penting ada sepeda. Sepeda apapun, asal sesuai umur. Sepedanya lengkap dan berfungsi dengan baik. Lalu ada niat dan melakukannya. Melaju dijalanan secara rutin. Digowes dengan kecepatan senyamannya. Nah selesai sudah ulasan kali ini. Semestinya.
Namun kadang ada pertanyaan, enaknya mulai dengan sepeda apa? Jawabannya, sepeda apa saja yang penting cocok dan sesuai selera. Baiklah kita ulas sedikit. Hitung-hitung sambil bernostalgia saat sekolah di tahun 1991 hingga 1997 an. Kala SMP dan SMA.
Bagi yang mulai masuk usia remaja di tahun itu, terlebih yang hidup di desa. Sepeda menjadi alat transportasi yang membantu banyak hal. Ke pasar naik sepeda. Berangkat sekolah naik sepeda. Begitu pula main ke sejumlah tempat wisata, meski menempuh jarak belasan kilometer juga naik sepeda.
Ah ada juga yang pacaran naik sepeda. Sepeda jengki, lelakinya yang gowes dan kekasih perempuannya yang membonceng. Duduk menyamping di atas boncengan yang terbuat dari besi stainless yang keras itu. Bisa mengayuh belasankilometer. Dari rumah kekasihnya menuju sekolah. Berangkatnya dijemput, pulangnya juga diantar.
Tinggal Mulai Saja
Jumlah SMP saat itu belum sebanyak saat ini. Bagi yang hidup di desa, biasanya jarak tempuh SMP nya sudah cukup jauh. Sekitar 4 kilometer dari rumah. Tiap hari, berangkat dan pulang sekolah naik sepeda. Apalagi di desa kami saat itu belum ada transportasi umum, semisal angkutan pedesaan yang melintas wilayah kami.Sedangkan saat SMA lebih jauh lagi, sekitar 10 kilometer dari rumah. Sudah ada angkutan pedesaan saat itu, di tahun 1994. Namun untuk menuju jalan utama yang dilewati angkudes harus tetap bersepeda sejauh 1 kilometer. Dan bila pagi angkudes selalu penuh. Bila tidak gasik sekalian maka bisa naik angkutan menjelang jam 7 pagi. Berpeluang terlambat sekolah.
Nah kalau terlambat sekolah, hukumannya tidak mungkin hanya menghafal Pancasila. Sebab anak di era itu pasti hafal Pancasila. Karena ada kewajiban ikut P4 alias Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila bagi setiap siswa baru. Hukumannya biasanya nyanyi lagu Bangun Pemudi Pemuda sambil lari puter lapangan 3 sampai 4 kali. Akhirnya keringetan juga kan. Lebih baik berangkat sekolah dengan naik sepeda.
Mayoritas siswa sekolah di tahun itu juga naik sepeda. Sedikit yang naik sepeda motor. Tidak sampai 15 persen siswa yang naik sepeda motor dari jumlah sekitar 1.000 an siswa. Jadi naik sepeda adalah lazimnya bagi siswa di tahun itu. Dan lazin dipakai warga untuk aktivitas sehari-hari.
Ragam sepedanya masih terbatas. Rata-rata berupa sepeda jengki, sepeda mini, sepeda BMX dan sepeda unta (sepeda klasik). Rata-rata memiliki single gear. Hanya memiliki satu chairning (depan) dan satu sprocket (belakang) yang dihubungkan dengan rantai. Sedangkan jenis yang menggunakan multi gear hanya sepeda balap. Saat itu sudah mulai muncul sepeda gunung (MTB) bermerk Federal. Namun belum banyak yang memiliki. Baru sekitar tahun 1994 sudah banyak pelajar yang mempunyai sepeda MTB.
Masyarakat saat itu mayoritas memakai sepeda bertipe single gear.Sepeda itu dipakai untuk perjalanan dekat maupun jauh bahkan untuk jalan yang agak menanjak.
Belakangan ini dengan semakin populernya olah raga sepeda menjadi gaya hidup masyarakat, bermunculan beragam jenis sepeda. Jenis sepeda kian bervariasi. Baik yang bertipe single gear maupun yang multi gear. Beberapa diantaranya sepeda gunung (MTB), sepeda lipat, sepeda fixie, sepeda balap, sepeda keranjang/city bike (jengki ataupun mini), BMX, fatbike, hybrid dan masih banyak lainnya
Ini sesungguhnya memberikan lebih banyak pilihan bagi yang ingin memulai hobi sepeda. Namun bila baru memulai bersepeda dan ingin memilih jenis sepeda yang bisa dipakai melaju di jalan datar maupun jalan menanjak tidak perlu bingung. Pilih saja sepeda memiliki multi gear, bisa berupa sepeda gunung (MTB), sepeda lipat (seli) ataupun sepeda hibryd.
Namun bila bersepeda di jalan datar. Semisal diperkotaan yang wilayahnya tidak banyak jalan menanjak., city bike bis amenjadi pilihan. Bisa menggunakan sepeda keranjang, sepeda mini atau sepeda jengki. Bila ingin kelihatan anak muda banget boleh pilih sepeda fixie. Meski memakai single gear city bike yang satu ini didesain bisa melaju kencang di jalanan. Bodinya simpel dan ramping cocok dipakai menerobos kepadatan lalu lintas atau melewati gang-gang sempit.
Bila suka bersepeda jarak jauh dan waktu tempuh menjadi salah satu pertimbangan maka bisa menggunakan sepeda balap. Apalagi sepeda balap saat ini sudah banyak yang bisa menggunakan chainset (lebih dari satu gear depan). Dengan desain tersebut tentu bisa melaju cepat di jalan datar dan lebih ramah di tanjakan.
Namun bila menyukai off road - bersepeda melintasi alam -bila medannya tidak ekstrem cukup menggunakan sepeda MTB. Apalagi sepeda MTB saat ini sudah banyak yang memakai suspensi pada fork depan. Namun jika untuk medan yang ekstrem butuh sepeda MTB yang lebih kuat, semisal yang dipakai untuk olah raga sepeda downhill ataupun cross country. Soal jenis, harga dan merk bisa ditanyakan ke toko sepeda terdekat. Mau bersepeda, tinggal mulai saja. (*)
Komentar
Posting Komentar